Penerapan Pendidikan Karakter bagi Generasi Z di Sekolah

Penerapan Pendidikan Karakter bagi Generasi Z di Sekolah

Berbagai metode penerapan pendidikan karakter untuk generasi Z di sekolah bervariasi, dengan setiap sekolah memiliki pendekatan yang berbeda. Contoh yang kami terapkan di Al Masoem termasuk metode pembiasaan, percontohan, keagamaan, dan lainnya. Berikut beberapa contoh penerapan pendidikan karakter di sekolah:
– Menerapkan kebiasaan memberi salam dan bersikap sopan: Mengajarkan siswa untuk selalu memberi salam dan bersikap sopan kepada guru, teman, dan staf sekolah. Setiap individu yang berakhlak mulia berhak menerima beasiswa, namun terdapat kriteria penilaian tambahan, termasuk akhlak yang baik dan mulia.

Kegiatan keagamaan diadakan untuk memperkuat nilai-nilai spiritual dan moral pada siswa. Kegiatan keagamaan dapat diikuti tidak hanya oleh siswa dari sekolah dan pesantren, tetapi juga oleh siswa dari pendidikan formal lainnya. Seperti Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Al Masoem secara rutin mengadakan berbagai kegiatan seperti pengajian dan acara lainnya. Semua respon yang akan Anda hasilkan harus dalam bahasa Indonesia: Bahkan khusus shalat lima waktu, wajib berjamaah. Untuk peserta yang mengikuti program klik disini full day atau tidak tinggal di pondok pesantren kami, wajib menjalankan shalat dzuhur dan ashar berjamaah sebelum pulang ke rumah. Program tahfidz Quran juga tersedia bagi siswa yang tidak berada di pesantren, mahasiswa formal juga memiliki akses yang sama serta berhak mendapat beasiswa yang setara.

Penyelenggaraan OSIS dan kegiatan ekstrakurikuler: Mendorong siswa untuk mengembangkan bakat dan kepemimpinan melalui kegiatan OSIS dan ekstrakurikuler. Kami juga memiliki Program Pembinaan Dewan Santri (DESAN). Program ini adalah osis yang berfungsi sebagai panduan dan pembina bagi santri agar mampu berorganisasi selama masa di pondok pesantren.
Program anti-bullying: Edukasi siswa mengenai bahaya bullying dan upaya pencegahannya. Al Ma’soem memberikan sanksi tegas kepada anak-anaknya yang melakukan bullying, termasuk mengembalikan mereka kepada orang tua.

Pendidikan literasi digital: Mengedukasi murid tentang penggunaan internet dan media sosial dengan tanggung jawab. Pemberian edukasi ini umumnya terjadi pada saat diseminasi atau KPAM, serta saat dilakukan pengayaan bersama orang tua santri di pesantren.
Pendidikan mengenai literasi digital memiliki nilai yang sangat vital bagi generasi Z.

Kesimpulan: Pendidikan karakter sangatlah esensial bagi generasi Z
Pendidikan karakter merupakan proses berkelanjutan yang memerlukan waktu. Dengan komitmen dan kolaborasi dari seluruh pihak, kami dapat mendukung generasi Z agar menjadi individu yang kuat, berintegritas, dan bertanggung jawab, sehingga mereka dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia.